Selasa, 06 April 2010

Ekspedisi Manado Tua




Hari yang cerah pada tanggal 1 april 2010, saya beserta teman saya Rio Waani(bunga), sudah merencanakan dengan matang untuk melakukan pendakian ke Gunung Manado Tua. Persiapanpun telah dilakukan mulai dari peralatan, obat2tan, hingga logistik. Kami bertujuan bukan hanya sekedar mendaki saja. Melaikan sambil mendaki, kami akan melakukan survey data di pulau tersebut mulai dari penduduk sampai letak geografisnya dalam rangka kegiatan survey MAPALA UNKLAB. Namun satu hal yang tak terlupakan, kami berdua belum pernah menginjakan kaki di pulau Manado Tua.
Kami memulai melakukan perjalanan dari jengki tempat yang menjadi pusat pengangkutan penumpang di kecamatan Bunaken. Setelah kami saling tanya jawab dengan penduduk yang ada di kapal, kami dapati bahwa jalur pendakian biasanya di mulai dari desa Pangilingan. Sampai di sana kami langsung menuju ke rumah kepala lingkungan yang ada di situ untuk melapor bahwa kami berdua akan melakukan pendakian malam itu juga. Banyak warga yang menyarankan untuk melakukan pendakian esok hari saja. Karena faktor medan yang berat serta perlu diingat bahwa kami berdua belum pernah mendaki gunung ini!. Namun dengan perlahan namun pasti, kami memantapkan mental kami sambil berkata dalam hati: "Aku datang bukan untuk menaklukan alam, tapi aku datang untuk belajar dan bersahabat dengan alam"
Setelah kami mengisi tenpat air kami di rumah salah seorang warga,( karna di puncak tidak terdapat sumber air) pendakianpun di mulai jam 18 lebih 45 menit dan kami menghadapi medan yang berat dengan kemiringan sekitar 47 derajat dengan tanah liat yang menjadi struktur pijakan kaki. Dalam perjalanan kami bertemu dengan beberapa fauna yakni kelabang dan ular. Seekor ular sempat nyangkut di kepala saya malam itu dan kaki Rio hampir di hantam kelabang karna dia hanya menggunakan sendal jepit sedangkan saya lengkap dengan sepatu tracking dan gaiter. Kami tiba di puncak pada jam 21:15. dengan demikian, kami melakukan pendakian selama kurang lebih 2 setengah jam. Ketinggiannya memang hanya 860 mdpl. Namun kami memulai pendakian nyaris dari titik nol(bibir pantai). Karena kemiringannya, dalam pendakian lutut dan dada anda akan saling bertemu dengan jalurnya yang sangat licin karena terdiri dari tanah liat. Akan sangat susah bila kita mendaki di musim hujan, di kemiringan 47 derajat, dengan beban yang berat karena air yang kita bawa, akan sangat menguras tenaga.
Di Puncak terdapat tugu Triangulasi yang sudah miring akibat kerusakan tanah yang ada di sisi tugu. Di puncak, pada tahun 1994, Kapolsek Manado Utara, Kapten Zainal Abarang telah melakukan penanaman bibit pohon matoa. Juga terdapat banyak lubang bekas galian yang berdiameter sekitar 2 m dan berkedalaman sekitar 11 m. Jika sampai jatuh ke dalam, bisa bahaya. Kata para warga, dulu sempat gempar dengan isu adanya harta karun yang tersimpan di puncak gunung manado tua. Sehingga terciptalah lubang tersebut.
Tanggal 2 april kami pun turun dari puncak dan berencana melakukan pengambilan data di kampung. Perjalanan turun memakan waktu lebih singkat yakni hanya 1 jam 5 menit.


Flora dan Fauna.
Flora

Terdiri atas 20% hutan lindung, sisanya perkebunan penduduk. Antara lain kelapa, ubi, pisang, dll. Setelah kita melewati lokasi perkebunan, kita akan menjumpai lokasi hutan hujan tropis. Disana terdapat tumbuh2han seperti jati, ilalang, pandan hutan, dan lebih menarik di samping tugu triangulasi terdapat pohon matoa.

Fauna
Disana terdapat banyak kus-kus yang sering disebut kumbandang oleh penduduk setempat. Disana juga banyak kita jumpai kelabang(kaki seribu), ular, kadal, monyet, dan banyak burung seperti gagak.


Data pulau Manado Tua

  • Memiliki ketinggian 860 mdpl dengan garis lingkar 12 km.
  • Memiliki 2 kelurahan yakni manado tua 1 dan 2 dan termasuk dalam kecamatan bunaken.
  • Pulau ini terdiri atas hutan hujan tropis yang termasuk di dalamnya 20% hutan lindung dan sisanya adalah perkebunan masyarakat setempat.
  • Perairan Manado Tua termasuk salah satu dari area diving bunaken(diantaranya siladen dan mantehage)

Penduduk

  • Mata pencaharian menurut musim.( Bertani dan Nelayan)
  • Agama yang di anut 100% kristen.
  • Penduduk paling ramah di kepulauan Bunaken.